Olahraga Dirgantara mulai berkembang di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, yaitu dengan adanya perkumpulan-perkumpulan Aeromodelling, Terbang Layang dan Pesawat Bermotor.
Perkumpulan Aeromodelling dimulai pada awal tahun 1946 di Yogyakarta yang dibina oleh anggota-anggota TNI Angkatan Udara dengan tempat latihan di Sekip, Yogyakarta. Sejak saat itu mulai nampak pertumbuhan perkumpulan-perkumpulan aeromodelling dan terbang layang di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surakarta, Yogayakarta dan Malang.
Pada tahun 1969 menjelang diselenggarakannya PON VII di Surabaya, dibentuk Persatuan Olahraga Terbang LayangSeluruh Indonesia (PORTELASI) yang merupakan induk organisasi terbang layang yang berpusat di Jakarta. Bersamaan dengan diterimanya PORTELASI menjadi anggota KONI, terbang layang dilombakan pada PON VII tahun 1969 di Surabaya. Menjelang PON VIII tahun 1973 di Jakarta, telah dibentuk 10 organisasi terbang layang, meliputi daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jaya, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Pada tanggal 17 Januari 1972 telah dibentuk satu wadah nasional yang mengorganisasi seluruh perkumpulan olahraga aeromodelling, terbang layang, terjun payung dan pesawat bermotor dengan nama Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Olahraga Aeromodelling adalah cabang olahraga Dirgantara yang menggunakan pesawat model(aeromodel) dengan terbagi dalam 4 kelas yaitu : Kelas F1 (Terbang Bebas), Kelas F2 (Terbang Keliling), Kelas F3 (Penerbangan Radio Kontrol), Kelas F4 (Model Scala).
Olahraga Terjun Payung adalah cabang olahraga Dirgantara dengan menggunakan alat Payung, (Parachute). Dalam Pendidikan parachute ini dibedakan dalam 2 tingkat, yaitu tingkat mula berbentuk bulat, dan tingkat prestasi berbentuk segi empat. Setiap penerjun dilengkapi dengan 2 parachute, yaitu parachute utama dan parachute cadangan. Perlombaan Olahraga Terjun Payung meliputi : Ketepatan mendarat (perorangan, beregu Pa/Pi), Kerjasama di Udara, Kerjasama antar parachute dan Akrobatik udara.
Olahraga Layang Gantung adalah jenis olahraga dirgantara yang menggunakan layangan. Tingkat kecakapan penerbangan Layang Gantung meliputi : Tingkat Hang I, II, III dan IV. Sedangkan perlombaan olahraga layang gantung meliputi :Oneand one duration, Sport Landing Single Surface dan Sport Landing Double Surface. Untuk meningkatkan prestasi diadakan penerbangan untuk memecahkan rekor meliputi : Cross Country (Straight /istance & Goal, Outand Return), dan Ketinggian.
Olahraga Terbang Layang adalah cabang olahraga Dirgantara yang menggunakan layang atau pesawat glider. Dalam pendidikan usaha untuk terbang lebih lama dijadikan tolok ukur kemampuan penerbangan layang. Untuk pertama kali terbang sendirian/solo flight mendapat Brevet A. Bilamana setelah lepas dari pesawat/mesin penarik dapat melayang + 5 menit diberikan Brevet B, dan yang mampu terbang layang sebanyak 3 x 10 menit diberikan Brevet C.
Olahraga Pesawat Bermotor adalah jenis olahraga bermotor adalah jenis olahraga dirgantara yang menggunakan pesawat bermotor dengan terbagi dalam 5 kelas yaitu : Privat Pilot Licence (PPL), Commercial Pilot Licence (CPL), Senior Commercial Pilot Licence (SCPL), Transport Pilot Licence (TPL), Airlines Transport Pilot Licence (ATPL), Untuk perlombaan meliputi : Aerobatic dan Cros Country (Free Distance dan Goal and Race Flight. Untuk prestasi meliputi Aerobatic, Cross Country dan Ketinggian.
Sumber : Buku Petunjuk dan Data Olahraga Nasional oleh KONI pada Tahun 1986
0 Response to "Aero Sport Indonesia (Pengertian, Sejarah)"
Post a Comment