1. Metode FIFO
Metode FIFO merupakan metode perhitungan persediaan, di
mana barang yang pertama kali masuk akan dikeluarkan atau dijual pertama kali,
dan barang yang terakhir kali masuk di gudang, akan dijual atau dikeluarkan
terakhir.
Pencatatan persediaan pertama kali adalah mencatat
persediaan yang pertama kali masuk. Dalam metode FIFO, nilai persediaan yang
disajikan berdasarkan harga yang paling baru.
Kelebihan metode FIFO: Dengan adanya metode FIFO, maka
perusahaan bisa meminimalkan risiko barang2 yang kadaluarsa akibat terlalu lama
berada di gudang / persediaan. Hal ini karena barang yang paling lama berada di
gudang akan dikeluarkan / dijual terlebih dahulu.
Selain itu, metode FIFO dapat menghasilkan perhitungan
pada harga pokok penjualan (HPP) yang lebih rendah (karena barang yang paling
lama dikeluarkan terlebih dahulu, sehingga meminimalkan risiko kadaluarsa, di
mana kadaluarsa barang akan membuat biaya HPP menjadi tinggi), sehingga
perusahaan bisa menghasilkan laba kotor yang tinggi, dan persediaan akhir yang
lebih tinggi.
Kelemahan metode FIFO: Karena FIFO menghasilkan laba yang
tinggi, maka FIFO juga akan menghasilkan pajak yang besar, dan laba yang
dihasilkan dari perhitungan FIFO tidak terlalu akurat.
Metode FIFO cocok digunakan oleh perusahaan yang menjual
produk2 yang memiliki masa expired / kadaluarsa misalnya produk2 makanan,
minuman, peralatan mandi, kosmetik, dan lain2, di mana produk2 tersebut lebih
bagus diterapkan dengan metode FIFO.
Di dalam praktik bisnis, metode FIFO adalah metode
perhitungan persediaan yang paling banyak digunakan karena kita tahu bahwa
mayoritas perusahaan di Indonesia adalah perusahaan2 dagang dan manufaktur, di
mana produk2 yang dijual memiliki masa kadaluarsa.
Contoh perusahaan yang menggunakan FIFO: Minimarket,
supermarket, perusahaan2 manufaktur, di mana mereka menjual produk atau
mengolah dahulu produk tersebut menjadi bahan jadi (manufaktur) dan dijual ke
pelanggan, di mana produk2 tersebut ada masa kadaluarsanya.
2. Metode LIFO
Metode LIFO merupakan metode perhitungan persediaan, di
mana persediaan barang yang terakhir masuk (last in) akan dijual pertama
kali (first out), dan barang yang pertama kali masuk akan dijual terakhir. Jadi
metode LIFO secara sederhana adalah kebalikan dari metode FIFO. Pencatatan
persediaan dilakukan pertama kali dengan mencatat barang persediaan yang
terakhir masuk.
Kelebihan LIFO: LIFO bertujuan untuk memudahkan penataan
barang, baik merupakan pemasukan barang maupun pengambilan barang. Selain itu,
perhitungan LIFO akan menghasilkan laba yang kecil, sehingga perusahaan bisa
menghemat pajak.
Kelemahan LIFO: Perhitungan menggunakan metode LIFO cukup
rumit. Hal ini membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pembukuan yang
lebih tinggi, dan laba yang dihasilkan juga lebih rendah (meskipun perusahaan
otomatis juga membayar pajak yang lebih rendah).
Contoh perusahaan yang menggunakan LIFO: Toko baju. Anda
bisa lihat sistem barang masuk keluar di toko baju, di mana baju dengan model
atau tren terbaru adalah baju yang terakhir masuk di barang persediaan (last
in). Sedangkan baju dengan model lama, adalah baju yang pertama masuk di
persediaan.
Tetapi ketika perusahaan mengeluarkan atau menjual baju,
maka toko akan mengeluarkan terlebih dahulu baju yang sedang tren / baju yang
modelnya paling baru (first out), sedangkan baju lama akan disimpan terlebih
dahulu karena baju tersebut tidak sedang tren / tidak berada pada permintaan
yang tinggi saat itu.
Contoh soal perhitungan persediaan metode FIFO dan LIFO
Berikut ini adalah transaksi pembelian dan penjualan
persediaan PT Fayyadh Rezeki selama tahun 2020:
- 14 Juli dilakukan pembelian 100 unit @Rp.1.000
- 18 Juli dilakukan pembelian kembali 200 unit @Rp.2.000
- 20 Juli dibeli 75 unit dengan harga Rp.1.500
- Pada akhir Juli diketahui persediaan hanya ada 50 unit saja
- Setiap barang dijual dengan harga Rp.2.500 per unitnya
Cara menghitung persediaan dengan metode FIFO
Pada metode FIFO, perusahaan menggunakan persediaan
barang yang pertama masuk (first in) untuk dijual terlebih dahulu (first out).
Persediaan akhir barang dagangan pada metode FIFO dinilai / dilihat berdasarkan
pada nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk.
100 unit @ Rp.1.000
|
Rp.100.000
|
200 unit @Rp.2.000
|
Rp. 400.000
|
25 unit @Rp. 1.500
|
Rp. 37.500
|
50 unit yang tidak terjual @Rp.1.500
|
Rp. 75.000
|
Jumlah persediaan
terpakai dengan menggunakan metode FIFO ialah Rp. 100.000+ Rp.400.000 +
Rp.37.500= Rp.437.500
Bisa anda lihat contoh perhitungan metode FIFO diatas, di
mana ketika terjadi penjualan persediaan / barang keluar, maka barang yang
dikeluarkan pertama kali adalah barang yang masuk pertama. Itulah metode
FIFO.
Contoh soal perhitungan persediaan metode LIFO
Pada metode LIFO, perusahaan akan menggunakan persediaan
barang yang terakhir masuk (last in) untuk dijual pertama kali (first out).
Pada metode LIFO, persediaan akhir barang dagang akan dinilai menggunakan nilai
persediaan yang pertama kali masuk. Sekarang kita akan menghitung cara menilai
persediaan menggunakan LIFO (kita tetap menggunakan contoh soal yang sama).
75 unit @ Rp.1.500
|
Rp.112.500
|
200 unit @Rp.2.000
|
Rp. 400.000
|
50 unit @Rp.1.000
|
Rp. 50.000
|
50 unit yang tidak terjual @Rp.1.000
|
Rp. 50.000
|
Jumlah unit yang terjual
|
Rp.112.500+Rp.400.000+Rp.50.000 = Rp.562.500
|
Jika diimplementasikan
dalam laporan rugi maka hasilnya akan sangat jelas terlihat sebagai berikut :
Metode
|
FIFO
|
LIFO
|
Pendapatan
|
Rp.812.500
|
Rp.812.500
|
Harga Pokok Penjualan
|
Rp.437.500
|
Rp.562.500
|
Laba Sebelum Pajak
|
Rp.375.000
|
Rp. 250.000
|
Setelah melihat contoh
kasus diatas akan sangat terlihat bahwa dibandingkan metode FIFO laba yang
dihasilkan paling kecil ialah dengan menggunakan metode LIFO. Inilah yang
menyebabkan pajak tidak memberlakukan metode ini dalam penilaian persediaan
wajib pajak badan.
Kesimpulan
Metode FIFO ini lebih cocok diaplikasikan untuk
perusahaan-perusahaan yang produknya mempunyai masa kadaluarsa misalnya produk
makanan, minuman, obat-obatan dan lain-lain.
Tujuannya supaya perusahaan bisa menjual barang yang
paling lama (pertama masuk) terlebih dahulu. Karena semakin lama barang berada
di stok persediaan dan tidak dijual, barang tersebut akan berisiko kadaluwarsa,
dan tentu saja hal ini bisa menimbulkan kerugian operasional perusahaan.
Maka, barang yang paling lama di persediaan harus dijual
terlebih dahulu, sebelum masa kadaluarsanya berakhir.
Metode LIFO ini lebih cocok dipakai untuk produk yang
bisa tahan lama, semisal fashion seperti baju, celana, kaos kaki, sepatu dan
lainnya. Biasanya, metode ini mengutamakan tren sebuah produk sehingga tidak
peduli kapan produk itu masuk, jika laku dijual maka akan langsung diberikan
kepada pelanggan.
Sumber
:
https://bahasekonomi.blogspot.com/2019/03/perbedaan-dan-contoh-metode-persediaan.html
https://bahasekonomi.blogspot.com/2019/03/pengertian-dan-contoh-perhitungan.html
https://ukirama.com/blogs/alasan-pajak-tidak-mengakui-metode-lifo
Forum Akuntansi M-10
Farhan Al Fayyadh(12118504)
2KA22
Forum Akuntansi M-10
Farhan Al Fayyadh(12118504)
2KA22
0 Response to "Metode FIFO & LIFO"
Post a Comment