MAKALAH SIM SISTEM INFORMASI KEUANGAN KSI C


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCIAL)
Dosen :
Hasil gambar untuk gunadarma
Disusun Oleh :
Kelompok 3
·       Farhan Al Fayyadh                               (12118504)
·       Mohamad Rachman Maulana            (14118206)
·       Muhamad Daffa Nugraha Yudya       (14118300)
Kelas : 1KA23


Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2019

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehdirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Konsep Sistem Informasi C.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangan baik berupa ide, materi pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat di jelaskan satu persatu.
Makalah ini di susun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa khususnya untuk mahasiswa Sistem Informasi. Makalah ini membahas tentang Sistem Informasi Manajemen Keuangan (Financial).
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kami berharap kepada Ibu Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Dan kami Berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca semua.

Bekasi, 3 April 2019

Penyusun


DAFTAR ISI





BAB I
PENDAHULUAN


Dalam dunia manusia ini bahwa perkembangan teknologi di era modern akan terus berkembang, mengakibatkan segala sesuatu yang memungkinkan diatur secara teknologi diusahakan secara maksimal atau secara besar-besaran, dimana sistem kerja secara manual perlahan-lahan mulai tergeser dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Usaha manusia untuk memunculkan terobosan baru di bidang teknologi tentunya sangat mendukung proses kerja yang pada awalnya memerlukan waktu yang relatif lama menjadi dapat terselesaikan dengan waktu yang relatif singkat dengan hasil yang memuaskan, walaupun dengan teknologi yang modern pengeluaran atau biaya operasional yang diperlukan akan semakin banyak.
Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaporan keuangan. Maka dikembangkanlah Aplikasi Sistem Informasi Keuangan yang telah mengalami proses pengembangan dengan kendala yang harus diselesaikan dengan baik.

1.      Apa Sistem Informasi Keuangan?
2.      Apa Subsistem Pemrosesan Data?
3.      Apa Subsistem Audit Internal?
4.      Apa Subsistem Intelegensi Keuangan?
5.      Apa Subsistem Peramalan/Prediksi?
6.      Apa Subsistem Manajemen Data
7.      Apa Subsistem Pengontrolan?


1.      Untuk Mengetahui Sistem Informasi Keuangan
2.      Untuk Mengetahui Subsistem Pemrosesan Data
3.      Untuk Mengetahui Apa Subsistem Audit Internal
4.      Untuk Mengetahui Apa Subsistem Intelegensi Keuangan
5.      Untuk Mengetahui Apa Subsistem Peramalan/Prediksi
6.      Untuk Mengetahui Apa Subsistem Manajemen Data
7.      Untuk Mengetahui Apa Subsistem Pengontrolan

8.       

BAB II
ISI


2.1 Pengertian Sistem Informasi Keuangan

Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para pemakai di seluruh perusahaan.
Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari SIM yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah keuangan perusahaan. Secara umum sistem informasi keuangan memiliki sistem pemasukan yang terdiri dari subsistem data processing didukung oleh internal audit subsystem yang menyediakan data dan informasi internal. Untuk perusahaan besar biasanya memiliki staf internal auditors yang bertanggungjawab terhadap perawatan integritas sistem keuangan perusahaan. Orang yang ahli dalam bidang ini disebut EDP auditors. Sebagaimana subsistem lainnya, sistem ini juga dilengkapi financial intelligence subsystem, yang mengumpulkan informasi dari lingkungan.
Sistem Informasi Manajemen Keuangan yang selanjutnya disebut SIMKeu adalah serangkaian manual maupun aplikasinya yang mengintegrasikan semua proses pengelolaan keuangan satker mulai dari perencanaan anggaran (RKA-KL), Penyusunan Anggaran (DIPA), Penerbitan SPM, dan Penyusunan Laporan Keuangan (SAI).
Sistem informasi keuangan mempunyai 3 tugas pokok :
(1) mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan datang,
(2) membantu perolehan dana tersebut, dan
(3) mengontrol penggunaannya.
Tujuan Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan dikembangkan dengan tujuan:
1.      Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan agar akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggung jawabkan yang mampu menghubungkan kantor satker ke jenjang di atasnya.
2.      Mendukung efisiensi, efektifitas dan kelancaran penyusunan laporan keuangan
3.      Sebagai upaya mencapai peningkatan opini laporan keuangan.

Model Sistem Informasi Keuangan
Ketiga tugas pokok tersebut ditampilkan sebagai subsistem output dalam sistem informsai keuangan, Sistem ini mempunyai pengaturan spektural yang sama dengan yang kita gunakan untuk sistem informasi pemasaran dan manufaktur.
·         Input
Komponen Input Sistem Informasi terdiri dari subsistem audit internal, sistem informasi akuntansi, subsistem intelejen keuangan
·         Proses
Subsistem pemrosesan data mengumpulkan data internal dan lingkungan.Kita mengetahui bagaimana terminal pengumpulan data dibidang manufaktur mengumpulkan data internal. Data lain diperoleh dari dokumen sumber dandimasukkan kedalam database dengan menggunakan terminal dalam jaringan yang ditempatkan diseluruh perusahaan. Subsistem pemrosesan data jugamengumpulkan data lingkungan sebagai hasil dari transaksi bisnis dengan perusahaan lain. Kita telah mengetahui bagaimana sistem entri pemesanan danaccount receivable mengumpulkan data dan bagaimana sistem pembelian, penerimaan dan account payable mengumpulkan data pemasok.Data internal berfungsi sebagaidasar untuk pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek operasi perusahaan, sebagai contoh II menggunakan data yang diperoleh dari pelaporan kerja, yang digunakan sebagaidasar untuk menyusun atau merevisi standar penampilan. Data lengkungan memberikan dasar untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan pelanggandan pemasok perusahaan. Sebagai contoh, dalam menggunakan model matematis untuk mensimulasi pengaruh dari keputusan mengenai inventarisasi, manajer akanmemasukkan skenario yang sebagian didasarkan pada data accounting historis yang menjelaskan pesanan pelanggan dan lead time pemasok. Sistem Informasi Akuntasi merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen. Sistem Informasi Manajemen digunakan oleh pihak manajemen dalam menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga Sistem Informasi Akuntasi dalamhal ini juga sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yang terangkum dalam Sistem Informasi Manajemen.Data akuntasi berperan penting salam Sistem Informasi Keuangan, hal inidisebabkan oleh beberapa hal yaitu:
Catatan yang berhubungan dengan keuangan perusahaanii.catatan dibuat untuk setiap transaksi (menjelaskan apa, kapan, siapa, berapa).iii.SIA merupakan satu-satunya komponen input yang terdapat pada seluruhsistem informasi fungsional.
Dasar Pemrosesan Data
·         Sinonim dengan Accounting
Dalam pandangan kitasistem pemrosesan data adalah sama dengan sistem accounting.
·         Tujuan Pemrosesan Data.
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang up-to-date.
·         Aplikasi yang Dibutuhkan.
Perusahaan tidak memutuskan apakah mengimplementasikan sistem pemrosesan data atau tidak, sistem tersebutdikehendaki oleh elemen dalam lingkungan, khususnya pemegang saham,masyarakat kuangan danpemerintah.
·         Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok yaitu pemgumpulan data, pengubahan data penyimpanan data dan pembuatan dokumen.

·         Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standart, memberikan data yanglengkap, utamanya mempunyai fokus histori dan memberikan informasi pemecahan masalah minimal.
·         Subsistem Pemrosesan Data.
Subsistem dari sistem distribusi,menampilkan contoh yang tepat mengenai bagaimana subitem utama dipadukanmelalui arus data. Subsistem penggajian melengkapi delapan subsistem darisistem distribusi untuk membentuk inti pemrosesan data bagi berbagai jenisorganisasi.
·         Output
Komponen output dari Sistem Informasi Keuangan terdiri dari subsistem peramalan, subsistem manajemen dana, Subsistem Pengendalian.
https://html1-f.scribdassets.com/57cgef2400kxpcq/images/9-477dee20a8.jpg
Gambar 2.1 Subsistem Informasi Keuangan Input / Output
Sumber:
http://kadandia.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-keuangan.html





Dasar Pemrosesan Data
Sinonim dengan Accounting.Dalam pandangan kita sistem pemrosesan data adalah sama dengan sistem accounting.
Tujuan Pemrosesan Data. Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang up-to-date.
Aplikasi yang Dibutuhkan. Perusahaan tidak memutuskan apakah mengimplementasikan sistem pemrosesan data atau tidak, sistem tersebut dikehendaki oleh elemen dalam lingkungan, khususnya pemegang saham, masyarakat kuangan dan pemerintah.
Tugas Pokok. Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok yaitu pemgumpulan data, pengubahan data penyimpanan data dan pembuatan dokumen.
Sifat Pemrosesan Data. Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standart, memberikan data yang lengkap, utamanya mempunyai fokus histori dan memberikan informasi pemecahan masalah minimal.
Subsistem Pemrosesan Data. Subsistem dari sistem distribusi, menampilkan contoh yang tepat mengenai bagaimana subitem utama dipadukan melalui arus data. Subsistem penggajian melengkapi delapan subsistem dari sistem distribusi untuk membentuk inti pemrosesan data bagi berbagai jenis organisasi.
Data Acounting
Data acounting memberikan record mengenai segala kepentingan meneter yang terjadi dipersahaan. Sebuah record dibuat dari sebuah transaksi, yang menjelaskan fakta yang penting yaitu apa yang telah terjadi, kapan kejadiannya, siapa yang terlibat dan (dalam berbagai kasus) berapa jumlah uang yang terlibat. Data ini dianalisis dengan berbagai cara, yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan informsi manajemen.

2.2 Subsistem Pemrosesan Data

Subsistem pemrosesan data adalah subsistem yang memberikan input kepada sistem informasi eksekutif, pemasaran, dan manufaktur. Subsistem pemrosesan data mengumpulkan data lingkungan sebagai hasil transaksi bisnis dengan perusahaan lain, dimana dalam mengumpulkan data internal dan lingkungan dibutuhkan sumber-sumber dokumen yang dimasukkan ke dalam database dengan menggunakan terminal dalam jaringan yang ditempatkan di seluruh perusahaan, baik mengumpulkan data pembelian maupun data pemasok. Data Internal berfungsi sebagai dasar pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek operasi perusahan.
Subsistem pemorsesan data adalah satu-satunya subsistem yang ada dalam semua sistem informasi. Dan subsistem pemrosesan data merupakan pondasi untuk membangun semua subsistem CBIS (Computer Based Information System) yang berorientasi informasi.
Dasar pemrosesan Data
·         Tujuan Pemrosesan Data. Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahan yang up-to-date.
·         Aplikasi yang dibutuhkan. Elemen dalam lingkungan, khususnya pemegang saham, masyarakat keuangan, dan pemerintah.
·         Sifat Pemrosesan Data. Pemrosesan data menjalankan tugas, memberikan data yang lengkap, dan memberikan informasi pemecahan masalah.
·         Subsistem Pemrosesan Data. Subsistem dari distri busi, menampilkan bagaimana subsistem utama dipadukan melalui arus data dan membentuk inti pemrosesan data berbagai jenis organisasi.





Berikut ini adalah Model Sistem Informasi Keuangan :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKDN_dd4MUaqIdRGzKVxgTcK5c_O9apTq55TgZ-PEYma-HVKHwTSk0mM22MBtugo86pxfA70c1IbCxCY6epUCVpsRL5Qp5CxMi_u_GfwCU4xb1Ct_WRqDQ-H1qAEl5WNFjnXljEw-s7jM/s400/1.bmp
Gambar 2.2 Dasar Pemrosesan Data
Sumber :
 http://ririzblushon.blogspot.com/2010/11/pendahuluan-pada-perkembangan-jaman.html

2.3 Subsistem Audit Internal

Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik, subsistem ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi sebuah perusahaan.
Auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya.
Auditor internal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan.
Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan.
Auditor intemal hams memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman kornputer dan informasi, selain kemampuan auditing standart yang dimilikinya. Mungkin kebalikan dari apa yang anda perkiakan, bahwa auditor internal tidak selalu hams dari lulusan perguruan tinggi jurusan accounting, namun mereka yang bekeja di auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan adanya kenyataan hahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan auditor intemal hatus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun. Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, sperti halnya spesialis informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya. Mungkin tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengamhi oleh sikap manajemen puncak. Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi utamanya mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, rnaka kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara posotif yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh kepada selumh siklus hidup CBIS, maka tingkat kontribusinya akan tinggi.

Gambar 2.3 Posisi Auditing Internal dalam Organisasi
Sumber : https://dokumen.tips/download/link/sistem-informasi-keuangan-55a235c46e1ad
Auditor internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa mereka seharusnya lebih rnernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih banyak melihat lingkungan pemsahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas untuk rnernperhatikan sistem pemsahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas konsultasinya.
Selama ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita terapkan, yaitu sejauh mana CBIS sehamsnya berfungsi, kita telah menyertakan input lingkungan ke dalam subsistern auditing internal.
Auditor dibagi menjadi dua jenis yaitu :
·         Auditor Eksternal : Auditor yang bekerja untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
·         Auditor Internal : Auditor yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada perusahaan besar mempunyai staf ini sendiri.
Jenis-jenis Audit Internal :
1.      Audit Keuangan
Menguji akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap keakuratan record perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh auditor eksternal.
2.      Audit Operasional
Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mengesahkan) efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik, dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis dari siklus hidup sistem.
3.      Audit Kesesuaian
Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan audit oprasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di perusahaan akan terus berajalan dengan baik.
Audit persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa audit persetujuan bersifat keluar.
4.      Rancangan sistem pengendalian Internal
Rancangan sistem pengendalian Internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa auditor intemal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem tersebut.
Sifat Pekerjaan Auditor Internal
1.      Obyektivitas
Pentingnya Obyektivitas. Seperti halnya auditor ekstemal, unsur yang berbeda dari pekeja lainnya yang hams dimiliki oleh auditor internal adalah obyektivitas. Evaluasi dan saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak pernah untuk sistemnya sendiri. Oleh karena itu, ha1 ini akan menjadi sangat gawat hila situasi untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar audit intemal selalu dapat menjaga keobyektivitasannya, ia tidak disertakan untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam pengembangannya. Ia hanya bekeja dalam kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi atau saran kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah mengimplementasikan rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor intemal melakukan pekejaannya persis sama dengan analis sistem.
2.      Independen
Pengetahuan dan Keahlian Auditor Internal
1.      Pendidikan
2.      Kemampuan khusus
3.      Pengalaman

2.4 Subsistem Intelegensi Keuangan

Sub sistem Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi modal tambahan dan investasi terbaik bagi kelebihan dana.
Sub sistem Intelijen Keuangan digunakan untuk mengidentifikasikan sunber – sumber terbaik modal tambahan dan investasi terbaik yaitu mengumpulkan data dari masyarakat keuangan yaitu bank, agen pemerintah, pasar pengaman dan sebagainya. Komponen ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan analisis keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi perusahaan. Berperan untuk digunakan mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari beberapa pihak antara lain:
·         Informasi pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau triwulan
·         Informasi Masyarakat Keuangan.
·         Pengaruh lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat dan Daerah).

2.5 Subsistem Peramalan/Prediksi

yaitu kegiatan matematis tertua dalam bisnis, dimana pada komponen Peramalan memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sepuluh tahun atau lebih. Aktivitas tahun yang akan datang terutama dipengaruhi oleh permintaan pasar dan hambatan internal seperti kapasitas produksi, dan keuangan yang ada. Bila jangka waktu peramalan tersebut panjang, maka pengaruh lingkungan meningkat.
Terdapat dua metode peramalan, yaitu:
a.       Metode peramalan nonkuantitatif, yaitu metode peramalan yang tidak melibatkan perhitungan data tetapi didasarkan pada penaksiran subyektif (contoh: Teknik consensus panel dan Metode Delphi.
b.      Metode Kuantitatif, yaitu metode peramalan yang melibatkan pembuatan suatu hubungan antara kegiatan yang akan diramal (variable terikat) dengan kegiatan lain (variable bebas) (contoh: regresi sederhana atau regresi bivariate dan Multivariate regression – paket statistik (IDA, SAS, SP)).
Fakta Dasar Peramalan :
a)      Semua peramalan merupakan proyeksi dari masa lalu
Dasar terbaik untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan melihat apa yang telah terjadi di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti pendekatan atau cara ini. Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk peramalan; yaitu ia memberikan dasar historis.
b)      Semua peramalan adalah keputusan semi terstruktur
Keputusan peramalan adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat, yang diberikan oleh DSS. Keputusan didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa variabel yang tak dapat diukur.
c)      Tidak ada peramalan yang sempurna.
Paket peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan keakuratan prediisi 100 persen.
Karena manajer mengetahui akan sifat peramalan ini, ia banyak menggunakan petimbangannya dalam menggunakan output untuk dasar perencanaan masa yang akan datang.
Jenis-jenis peramalan
1.      Peramalan jangka panjang
2.      Peramalan jangka pendek
Metode Peramalan
1.      Metode Kuantitatif
2.      Metode Non Kuantitatif
Beberapa perusahaan telah menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada tiga metode, yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik :
a.       Tehnik Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri atas kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor yang berhubungan dengan masa depan dan melakukan sebuah proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.

b.      Metode Delphi
Metode Delphi melibatkan sekelompok ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun mereka memberikan respon kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang koordinator. Setiap putaran kuesener menggabungkan input dari putaran sebelumnya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
c.       Rapat elektronik
Rapat elektronik dilakukan para ahli membahas faktor-faktor penunjang masa depan menggunakan bantuan berupa alat elektronik.

2.6 Subsistem Manajamen Dana

Subsistem Manajemen Dana bertugas mengatur / mengelola arus uang. Subsistem manajemen dana menggunakan proyeksi aktivitas perusahaan untuk menentukan arus uang masuk dan keluar perusahaan. Manajer dapat mensimulasi beberapa strategi yang dirancang untuk mencapai keseimbangan yang terbaik mengenai arus masuk dan arus keluar selama jangka waktu yang akan datang, misalnya tahun yang akan datang, misalnya tahun yang akan datang.
Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan arus uang dalam perusahaan. Subsistem manajemen dana adalah bagian dari sistem informasi keuangan yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada arus tersebut.
      Tujuan :
1.      Memastikan bahwa arus uang yang masuk melalui pendapatan lebih besar dari arus uang yang keluar melalui biaya
2.      Memastikan bahwa keadaan ini akan stabil sepanjang tahun

2.7 Subsistem Pengontrolan

Setiap unit organisasional mempunyai anggarannya sendiri. Secara bersama-sama, anggaran ini merupakan anggaran perusahaan. Manajer dalam semua tingkatan dievaluasi bukan hanya mengenai sejauh mana mereka memenuhi tujuan operasionalnya, namun juga sejauh mana mereka menggunakan anggarannya tersebut.
Proses Pembuatan Anggaran:
1.      Pendekatan dari atas ke bawah (pendekatan top-down)
Bila dilakukan pendekatan top-down, eksekutif pemsahaan menentukan jumlah anggaran yang kemudian penentuannya dibebankan kepada tingkat di bawahnya. Rasionalisasi pelaksanaan pendekatan ini adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang paling baik mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan dapat mengalokasikan dana yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.      Pendekatan dari bawah ke atas (pendekatan bottom-u)
Bila dilakukan pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat organisasional paling bawah dan naik ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang berada pada tingkat bawah adalah yang paling dekat dengan tindakan dan paling dapat menentukan kebutuhan sumbernya. Namun demikian, logika ini biasanya tidak dapat diterima oleh eksekutif perusahaan, karena manajer tingkat bawah ini mungkin akan meminta anggaran dalam jumlah yang tidak realistis.
3.      Pendekatan partisipasi
Karena adanya kelemahan dari pendekatan top-down dan bottom-up tersebut, maka yang paling umum dilakukan adalah proses penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu, orang yang akan menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana tersebut. Ini adalah pendekatan give and take, yakni bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan negoisasi untuk menyusun anggaran agar semuanya mendapatkan kepuasan. Manajer tingkat menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan memberikan pandangan jangka panjang kepada eksekutif dan memberikan pandangan mengenai kehutuhan jangka pendek bagi manajer tingkat bawah.
Gambar 2.4  Proses Penyusunan Anggaran

Laporan Anggaran
Anggaran operasi untuk sebuah unit, seperti departetnen atau divisi, terdiri atas jumlah untuk bap item pengeluaran pokok (gaji, telepon, sewa, pemasok, dan sebagainya). Item pengeluaran ini biasanya dialokasikan per bulan sepanjang tahun fiskal agar sesuai dengan tingkat fluktuasi aktivitas.

Rasio Penampilan
yang memungkinkan manajer pada semua tingkatan untuk membandingkan penampilan mereka dengan standart internal, dan juga dengan standart industri dari perusahaan tersebut, serta mungkin dengan bisnis secara keseluruhan.


Hanya ada beberapa rasio. Diantaranya, yang paling terkenal adalah:
1.      Current Rasio, yang mengukur tingkat hutang jangka pendek dengan aset yang dapat diubah menjadi cash dengan mudah, yang dapat dicakup oleh unit perusahaan atau organ isasional .
2.     Inventory Turnover, digunakan oleh manajer dan orang luar (seperti analis keuangan, calon investor, dan pemegang saham) untuk memonitor penampilan perusahaan. Rasio ini mewakili gambaran inti dari data accounting dan memberikan cara yang sederhana untuk memahami data tersebut.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan tentang sistem informasi manajemen keuangan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Sistem informasi manajemen keuangan (SIM keuangan) adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi (keuangan) menjadi informasi, dalam rangka mempermudah proses transaksi-transaksi yang terkait dengan akuntansi itu sendiri.
2.      Teknologi informasi berperan besar terhadap sistem informasi manajemen keuangan yang mana teknologi informasi tersebut mencakup teknologi komputer (baik hardwaremaupun software) dan juga teknologi lain yang mencakup aplikasi-aplikasi pembantu yang digunakan untuk memproses informasi.
3.      Penggunaan sistem teknologi informasi dalam sistem informasi manajemen keuangan meliputi fungsi sistem informasi, pemakai akhir komputasi (end user computing), dan teknologi tanggap cepat.
4.      Pengembangan sistem informasi manajemen keuangan dilakukan secara profesional baik secara intern untuk suatu perusahaan maupun secara ekstern sebagai konsultan.


DAFTAR PUSTAKA

1.       Sistem Informasi Keuangan. http://kadandia.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-keuangan.html (diakses 2 April 2019).
2.       Sistem Pemrosesan Data http://ririzblushon.blogspot.com/2010/11/pendahuluan-pada-perkembangan-jaman.html (diakses 2 April 2019).
3.       Sistem Audit Internal. http://spondoraecas-azalea.blogspot.com/2012/05/berbagai-jenis-sistem-informasi_12.html (diakses 2 April 2019).
4.       Subsistem Intelegasi Keuangan. http://stiesiasurabaya.blogspot.com/2015/06/sistem-informasi-keuangan-part-13.html (diakses pada 3 April 2019).
5.       Subsistem Peramalan/Prediksi. http://kadandia.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-keuangan.html (diakses pada 3 April 2019).
6.       Subsistem Manajemen Dana. http://spondoraecas-azalea.blogspot.com/2012/05/berbagai-jenis-sistem-informasi_12.html (diakses pada 3 April 2019).
7.       Subsistem Pengontrolan https://inoeyyaza.wordpress.com/2010/04/05/sistem-informasi-keuangan/ (diakses pada 3 April 2019).

LINK DOWNLOAD MAKALAH
DOWNLOAD

0 Response to "MAKALAH SIM SISTEM INFORMASI KEUANGAN KSI C"

Post a Comment